WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
PEMANDANGAN Di Lereng Selatan Gunung Merbabu indah sekali pagi itu. Di atas langit biru bersih disaput awan berarak yang dihembus angin perlahan-lahan dari timur ke barat. Di kaki gunung sebelah timur menghampar sawah luas yang tampak menguning tanda waktu panen yang menggembirakan para petani tidak lama lagi. Di sebelah barat tampak daerah bebukitan yang subur, menghijau tertutup daun-daun pohon jati yang telah berusia puluhan tahun. Membelah hutan jati, di sebelah tengah melintang sebuah sungai kecil yang dari jauh airnya kelihatan memutih seperti perak tertimpa cahaya matahari yang sedang naik.
Jauh di sebelah selatan menjulang gunung Merapi laksana raksasa penjaga negeri, penuh gagah dan perkasa. Gunung Merbabu sendiri berdiri tegak dalam kesunyian, seolah dibungkus oleh satu ketenangan misterius karena selama ini hampir tak ada orang atau penduduk sekitar tempat itu yang pernah naik. Jangankan sampai ke puncaknya, sepertiga lereng gunungpun kabarnya belum pernah didaki orang atau penduduk setempat. Konon pernah ada berita bahwa di atas gunung Merbabu itu terdapat sebuah pertapaan dimana tinggal seorang sakti pimpinan sebuah perguruan silat yang mempunyai beberapa anak murid. Sampai dimana kebenaran berita itu tidak pernah dibuktikan orang karena siapa pula yang mau menyelidik.
Angin gunung berhembus sejuk. Daun-daun pepohonan bergemerisik halus. Kicau burung terdengar dikejauhan. Lalu lenyap. Sunyi beberapa ketika. Sesaat kemudian kesunyian itu dipecahkan oleh suara siulan yang akan terasa aneh bagi siapa saja yang mendengarnya. Aneh karena suara siulan itu keras sekali seperti bukan suara siulan manusia. Lalu lagu maupun irama yang disiulkan itu sama sekali tidak sedap didengar karena kacau balau naik turun tinggi rendah tidak menentu. Siapa gerangan orang yang bersiul ini?
Ternyata dia se
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #48 : Memburu Si Penjagal Mayat - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
No comments:
Post a Comment